Rencana Menjadi TKI
PROFIL ALUMNI
Junaedi
Alumni Ekonomi Manajemen 1998
Tangerang – Banten
Rencana Menjadi TKI
Tamat SMA di tahun 1998, Junaedi berencana menjadi TKI di Taiwan. Demi membantu keluarga dengan pertimbangan nilai tukar kurs yang tinggi, serta ada saudara yang sudah menjadi TKI di Taiwan. “Waktu itu paman saya menasehati agar kuliah saja,” kenang pemilik zodiak taurus. Dengan berbagai pertimbangan membandingkan biaya masuk kuliah, hanya Binus yang sesuai dengan kondisi finansial keluarga. Kala itu biaya masuk Fakultas Ekonomi sepertiga dari Fakultas Ilmu Komputer.
Setelah menentukan pilihan, Junaedi meminjam uang dari pamannya untuk mendaftar ke Binus. “Harapan saya nanti bisa mencari kerja sembari kuliah,” kata cowok yang hobi makan. Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen menjadi keputusan Junaedi. Awalnya berpikir bisa santai karena mau bekerja serta IPK bisa bagus.
Pengalaman menarik pun dirasakan Junaedi ketika duduk di bangku perkuliahan. Sempat bingung waktu ujian ternyata berbeda dengan SMA yang banyak piihan ganda, sedangkan kuliah hanya lima soal esai. Naik bus B91 sempat dibajak oleh anak STM lalu pisau menempel di leher. “Benar-benar pengalaman seru ha…ha…,” ungkap Junaedi.
Beda Jurusan dan Pekerjaan
Pada bulan ke 2 semester pertama Junaedi pindah shift perkuliahan dari reguler ke malam, dengan tujuan untuk mendapat kerja. Menurut aturan tidak bisa karena kuliah masih sistem paket. Banyak hal yang dikorbankan setelah pindah malam, tapi hasilnya pekerjaan tidak diperoleh. “Semangat 45 waktu mau pindah malam buat kerja, malah di-PHP sama saudara”, beber Junaedi.
Junaedi lalu mencoba peluang lain seperti menjaga toko di Mangga Dua Mall dengan gaji Rp 375.000,- per bulan. Berhubung berat diongkos, pekerjaan ini hanya dilakoni 1 bulan. Tak lama kemudian Junaedi pindah perkuliahan shift reguler saat masuk semester 3. Setelah itu mengajar les privat anak SMP dijalani hingga satu setengah tahun kemudian.
Saat semester 6, Junaedi mulai bekerja formal di bagian akunting perusahaan PMA. “Sebetulnya tidak nyambung, SMA jurusan IPA, kuliah di manajeman, kerja di akunting,” beber Junaedi. Ada cerita menarik saat interview, manager perusahaan melihat LHSS dan jurusan Junaedi. Beliau mengira jurusan Akuntansi dan terlihat IP semester 5 yang bagus, sehingga Junaedi diterima kerja. Kesempatan ini tidak disia-siakan untuk belajar akuntansi seperti trial balance, jurnal dan lain-lain. Satu setengah tahun berlalu, Junaedi pindah ke perusahaan hiburan malam. “Karena tuntutan kebutuhan hidup harus bekerja di dua perusahaan sekaligus, tidur hanya 5 jam sehari tapi cuma bertahan 4 bulan saja he…he…,” jelas Junaedi.
Pengalaman lain juga dirasakan seperti kerja di perusahaan *cold storage *dan kelapa sawit di Pontianak. Junaedi pernah *interview *di perusahaan garmen tapi tidak cocok gaji. Malah CV diberikan ke pemilik group restoran Thai terbesar di Jabodetabek, karena merasa cocok dan akhirnya bergabung.
Tetap Percaya Diri
Tahun 2010 hingga 2012 Junaedi mengambil studi lanjut MM jurusan Finance di Trisakti. “Ternyata lebih susah kuliah di Binus untuk masalah nilai ha…ha…,” jelas penikmat lagu lama Mandarin. Sebagai lulusan Binus yang non Fasilkom tetap percaya diri dan tidak pernah sulit mencari pekerjaan. “Yang penting banyak doa,” tutur Junaedi. Hingga saat ini Junaedi masih berkarier di group hotel dan hiburan malam sebagai Corporate Financial Controller. (henky honggo)
NB: profil ditulis oleh Henky Honggo
#alumniBinus
#IKABinus
#DivisiMediaSosial
#ProfilAlumni
#Manajemen
#EkonomiManajemen
#Junaedi
#Tangerang
#Banten
Junaedi Sauw